Now Reading:

7 Alasan Hijrah Trail Harus Masuk dalam Bucket List Petualangan di Saudi


Ada sesuatu yang begitu menggugah dari perjalanan panjang menembus gurun Arabia. Di antara lembah sunyi dan langit luas yang membentang tanpa batas, terbentang Ala Khotah atau lebih dikenal sebagai Hijrah Trail, sebuah ekspedisi sepanjang 470 kilometer yang menelusuri jejak bersejarah dari Gua Tsur di Makkah hingga Masjid Quba di Madinah.

Akan diluncurkan secara resmi pada November 2025, Hijrah Trail bukan sekadar lintasan perjalanan, tetapi sebuah kisah hidup yang dihidupkan kembali. Rute ini mengajak para petualang untuk menyelami salah satu perjalanan paling monumental dalam sejarah dunia, sebuah ekspedisi yang menggabungkan ketangguhan fisik, kedalaman spiritual, dan kekayaan budaya.

1. Melangkah di Atas Jejak Sejarah

Bayangkan berjalan di jalur yang dahulu ditempuh Nabi Muhammad SAW dan sahabatnya, Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, dalam misi hijrah menuju Madinah. Ala Khotah merekonstruksi perjalanan bersejarah itu dengan menghadirkan 59 stasiun edukatif, 41 situs bersejarah yang direstorasi, dan 5 titik penting peristiwa hijrah. 

2. Menjelajahi Alam Liar yang Nyaris Tak Tersentuh

Gurun bukan sekadar hamparan pasir. Di sepanjang Hijrah Trail, lanskapnya berubah-ubah, dari bukit pasir keemasan hingga tebing batu yang menjulang. Rute ini menyingkap sisi liar Saudi yang jarang dijamah, mengikuti jalur asli hijrah melalui lembah-lembah terpencil dan medan berbatu yang menantang.

3. Menunggang Unta Layaknya Kafilah Kuno

Tak lengkap menjelajahi rute hijrah tanpa menunggang unta. Ala Khotah menghadirkan pengalaman autentik menelusuri jalur ini bersama pemandu lokal yang masih mempraktikkan teknik kafilah tradisional. Di atas punggung unta, waktu seakan melambat, membawa kita ke masa lalu, ke era di mana perjalanan adalah bentuk keteguhan dan keimanan.

4. Menaklukkan Petualangan Lintas Hari

Total jarak tempuh 305 kilometer yang bisa dijelajahi dengan berjalan kaki menjadikan Ala Khotah sebagai salah satu tantangan fisik paling mengesankan. Petualang asal Saudi, Badr Al-Shaibani, pernah menyelesaikannya dalam waktu hanya 12 hari, menempuh rata-rata 40 km setiap hari. Namun bagi banyak orang, perjalanan ini bukan soal kecepatan, melainkan soal menemukan makna di setiap langkah.

5. Menyelami Tradisi Melalui Lokakarya Budaya

Di sela-sela perjalanan, peserta dapat mengikuti lokakarya budaya, dari kerajinan tangan tradisional hingga rekonstruksi sejarah yang diperkaya teknologi augmented reality. Setiap sesi menghadirkan kesempatan untuk memahami lebih dalam warisan Arab dan nilai spiritual di balik perjalanan ini.

6. Menatap Langit Malam Gurun yang Berbintang

Malam di tengah gurun menghadirkan keajaiban tersendiri. Jauh dari gemerlap kota, langit Hijrah Trail menampakkan lautan bintang paling jernih di Timur Tengah. Tidur di bawah gugusan rasi, ditemani angin dingin dan keheningan gurun, menjadi pengalaman yang nyaris mistis, momen refleksi setelah hari panjang menempuh jalur hijrah.

7. Mengabadikan Momen yang Tak Terulang

Setiap sudut Hijrah Trail layak diabadikan, dari siluet kafilah unta di bawah sinar mentari, hingga lanskap gurun yang berpadu dengan situs bersejarah. Inilah surga bagi pencinta fotografi dan jiwa petualang yang mencari keindahan di antara kesunyian.

Sebagai sebuah destinasi, Hijrah Trail berdiri sejajar dengan rute legendaris dunia seperti Camino de Santiago di Spanyol atau Inca Trail di Peru, namun dengan sentuhan spiritualitas dan keagungan gurun Arabia.

Untuk informasi dan perencanaan perjalanan lebih lanjut, kunjungi Visit Saudi dan situs resmi Ala Khotah di gea.gov.sa/en/initiatives/ala-khotah.

 

POPULAR

Share This Articles
Klook.com