Now Reading:

Ketika Andalusia Mekar dalam Seni Batik


Jakarta kembali menjadi panggung pertemuan budaya. Kali ini, warna-warni batik Indonesia berpadu dengan jejak sejarah Islam di Spanyol dalam sebuah pameran bertajuk Andalucía Blooms in Batik Art. Diselenggarakan oleh Spain Tourism Board, acara ini bukan sekadar pameran seni, melainkan sebuah perayaan atas persinggungan dua peradaban besar yang sama-sama kaya akan estetika, warisan, dan cerita.

Andalucía – wilayah di selatan Spanyol – sejak berabad-abad silam dikenal sebagai titik temu beragam budaya.

Di tanah inilah Islam, Kristen, dan Yahudi pernah hidup berdampingan, berbaur dalam harmoni, dan meninggalkan warisan yang hingga kini masih terasa gaungnya.

Kini, melalui guratan batik Indonesia, kisah itu kembali dihidupkan dalam wujud yang segar, penuh makna, dan lintas batas.

“Andalucía adalah tempat di mana budaya selalu bertemu dan mekar bersama. Melalui pameran di Jakarta ini, kami ingin menunjukkan bahwa ketika Spanyol dan Indonesia terhubung, keindahan akan tumbuh melampaui sekat-sekat geografis,” ungkap Marta Fernández Martín, Direktur Spain Tourism Board untuk Asia Tenggara, Australia, dan Selandia Baru.

Rocio Tovar dengan salah satu karya batiknya (Foto: Yudasmoro)

Rocio Tovar, seorang seniman, pecinta batik, penulis perjalanan dan pecinta traveling yang menjadi ikon dalam acara ini memaparkan karya-karyanya yang penuh warna menggambarkan lanskap Andalusia. 

Warisan yang Hidup

Untuk menghadirkan dimensi sejarah yang lebih dalam, Spain Tourism Board menggandeng Fundación Las Fuentes, sebuah lembaga yang berdedikasi melestarikan dan mempromosikan warisan Al-Andalus. Dr. Bárbara Ruiz-Bejarano, Direktur Fundación Las Fuentes, menekankan pentingnya membangun jembatan pemahaman dengan audiens Indonesia.

Mezquita, Cordoba; Salah satu karya Rocio Tovar (Foto: Yudasmoro)

“Indonesia adalah negara Muslim terbesar di dunia, dengan hampir 300 juta jiwa yang memiliki minat tulus pada budaya Islam. Spanyol tidak hanya menawarkan keindahan Córdoba, Granada, atau Sevilla, tapi juga kekayaan warisan di wilayah lain seperti Aragón dan Valencia. Misi kami adalah membuka wawasan lebih luas, mengajak pelancong merasakan spektrum penuh Al-Andalus,” jelasnya.

Lebih dari sekadar monumen ikonik seperti Alhambra atau Masjid-Katedral Córdoba, Al-Andalus juga meninggalkan jejak dalam kehidupan sehari-hari orang Spanyol: dari keramik, ubin, dan kerajinan kulit hingga seni kuliner. Tak banyak yang tahu, misalnya, bahwa Spanyol menyimpan lebih dari 800 kastil peninggalan Andalusi atau bahwa industri tenun sutra dan keramik bercahaya emas berakar dari peradaban ini.

Melalui proyek unggulannya, Red de Medinas Andalusies (Jaringan Kota Andalusi), Fundación Las Fuentes berhasil memetakan hampir 4.000 situs yang hingga kini menjaga denyut warisan tersebut.

“Pasar wisata Muslim tumbuh sangat pesat. Dengan menampilkan Al-Andalus, Spanyol bukan hanya mengisahkan sejarah dengan bangga, tapi juga menyambut wisatawan dengan pengalaman yang merangkul warisan, inklusivitas, dan nilai-nilai ramah halal,” tambah Dr. Ruiz-Bejarano.

Pada akhirnya, Andalucía Blooms in Batik Art lebih dari sekadar pameran seni. Ia adalah sebuah narasi lintas zaman yang membuktikan: ketika budaya saling bertemu, keindahan tak pernah lekang, justru terus mekar dalam wujud baru yang menghubungkan bangsa-bangsa.

 

 

POPULAR

Share This Articles
Klook.com