Ada momen ketika sebuah jamuan makan bukan sekadar duduk di meja dan menikmati hidangan. Di Restoran IWA, Hotel Tugu Bali, makan malam berubah menjadi sebuah perjalanan: menyusuri jejak rempah-rempah nusantara, menelusuri sejarah panjang kepulauan yang pernah menjadi pusat dunia. Inilah The Spice Odyssey; pengalaman bersantap teatrikal yang begitu imersif, memadukan kuliner, pertunjukan, dan narasi sejarah, seakan kita melangkah masuk ke dalam kapsul waktu. Bayangkan sebuah meja makan yang bukan hanya menyajikan hidangan, melainkan juga membuka pintu ke empat era berbeda, dari mistisnya tumbuhan sakral yang dahulu dipuja, ke masa keemasan kerajaan dagang yang penuh kejayaan, lalu ke dalam bayang-bayang kolonialisme ketika rempah menjadi rebutan bangsa asing, hingga akhirnya menuju babak baru kuliner Indonesia yang percaya diri menatap dunia. Foto: Dok. Hotel Tugu Bali Setiap babak dibuka dengan sajian yang bukan sekadar lezat, tetapi juga simbolis. Rempah hadir sebagai bintang utama, mewakili kekuatan, keyakinan, sekaligus ketangguhan bangsa. Diiringi tarian tradisional seperti Kipas Pakarena, Tortor, hingga Topeng Jawa, pengalaman ini menautkan rasa dengan gerak, aroma dengan cerita. Dan di penghujung malam, kita menyadari: yang kita cicipi bukan hanya makanan, melainkan potongan sejarah dan warisan budaya. Sebuah Ode untuk Kuliner Nusantara The Spice Odyssey bergabung dalam deretan pengalaman bersantap khas Tugu yang sudah melegenda. Dari Megibung ala Bayung Gede yang penuh filosofi kebersamaan, Grand Rijsttafel yang menghadirkan kembali “meja nasi” era kolonial dalam balutan keanggunan, hingga Royal Tugudom dan Balinese Rajadom yang menghidupkan kembali kemegahan kerajaan masa lalu. Ada juga Waroeng Tugu yang membawa kita ke hangatnya dapur keluarga Jawa-Bali, serta Selamatan Jaranan yang meriah, dengan suasana pesta desa Jawa Timur lengkap dengan gamelan, kuda kepang, dan cahaya lampu minyak kelapa. Sebuah Penghormatan yang Hidup Lebih dari sekadar acara bersantap, The Spice Odyssey adalah sebuah penghormatan, kepada rempah yang pernah menjadikan nusantara pusat dunia, kepada leluhur yang meramu identitas lewat rasa, dan kepada masa depan kuliner Indonesia yang kini semakin berani tampil di panggung global. Di tangan Restoran IWA, kuliner nusantara bukan hanya soal tradisi, tapi sebuah seni bercerita. Sebuah pengalaman yang membuat kita pulang bukan hanya dengan perut kenyang, tetapi juga hati yang penuh, dan ingatan yang hangat. The Spice Odyssey, Restoran IWA – Hotel Tugu Bali, CangguSetiap Kamis, pukul 19.30 POPULARMencicipi Menu Baru di White Shades Singapura97White Shades Singapura - Enam bulan sejak pembukaannya di Singapura, White Shades kini memperkenalkan menu koktail terbarunya yang diberi nama…Mampirlah ke Native, Nikmati Kreasi Koktail ala Singapura96Native Singapura - Di jantung Amoy Street, Singapura, terdapat sebuah ruko tiga lantai yang aestetik, rumah bagi Native, bar koktail…Menikmati Sebuah Evolusi Rasa di Baba G's95Bersantai di sudut Seminyak yang penuh gaya, sebuah nama baru hadir membawa semangat yang lebih segar dan rasa yang lebih… Share This Articles Share this article
The Crown by Kirk Westaway: Sebuah Serenade Inggris di Jantung Jakarta by Yudasmoro Minasiani 30, June, 2025
Desain Sustainable Sebagai Masa Depan Pariwisata Global by Yudasmoro Minasiani 5, March, 2022 Dunia pariwisata memasuki babak baru dimana dampak bagi lingkungan kini menjadi pertimbangan dalam...
Aman Ungkap Sanctuary Terbarunya di Meksiko: Amanvari by Yudasmoro Minasiani 7, September, 2025 Berbekal warisan lebih dari tiga dekade dalam menciptakan hunian arsitektur yang berpadu dengan...
Lima Langkah pada Lima Tahun JHL Collection by Yudasmoro Minasiani 2, September, 2025 Lima tahun bukan sekadar hitungan waktu, melainkan sebuah perjalanan. Bagi JHL Collection, setengah...
Sebuah Harmoni Baru di Alila Ubud by Yudasmoro Minasiani 1, September, 2025 Di tepi lembah Sungai Ayung, Ubud selalu punya cara memeluk jiwa. Namun Alila...