Now Reading:

Saudi Kini: Menyapa Masa Depan dan Menyulam Pariwisata Dunia


Arab Saudi yang dahulu hanya lekat di benak banyak orang sebagai destinasi ibadah kini menjelma menjadi kanvas besar, tempat warisan kuno dan visi masa depan berpadu. Bukan sekadar membangun proyek megah, Kerajaan ini tengah menulis bab baru dalam sejarah pariwisata global.

Laporan UNWTO 2024 bahkan menempatkan Saudi sebagai salah satu destinasi dengan pertumbuhan wisata tercepat di dunia. Artinya, ini bukan sekadar tren sesaat, melainkan sebuah pergeseran cara dunia memandang Arab Saudi, dari destinasi religi menjadi panggung pengalaman transformatif.

Menyusuri Jejak Sejarah, Menyapa Masa Depan

Bayangkan Anda melangkah di jalur yang dahulu ditempuh Nabi Muhammad SAW bersama Abu Bakar, dari Makkah ke Madinah. Itulah yang dihadirkan Ala Khotah, sebuah inisiatif imersif yang akan resmi diluncurkan pada November 2025. Perjalanan spiritual itu kini bisa dirasakan lebih dekat—sebuah pengalaman yang bukan hanya wisata, tetapi juga perenungan jiwa.

Hegra, AlUla (Foto: Saudi Tourism Authority)

Tak jauh dari sana, Al-Faw, situs Warisan Dunia UNESCO terbaru di Saudi membawa kita ke oasis kuno yang pernah menjadi simpul perdagangan. Di AlUla, pahatan Nabatea di Hegra memancarkan keanggunan gurun yang abadi. Sementara itu, Riyadh berdetak sebagai ibu kota yang berani memadukan tradisi dan modernitas: dari pasar penuh aroma rempah hingga galeri seni kontemporer.

TRENDING:  Cikini 82, Sebuah Senandung Baru di Rumah Lama

Di Jeddah, distrik bersejarah Al-Balad dengan arsitektur karangnya yang berusia ratusan tahun mengingatkan bahwa kota pelabuhan ini sejak dulu menjadi gerbang budaya dunia. Dan di Aseer, ragam atraksi budaya di sekitar Abha menambahkan warna lain dalam palet pengalaman Saudi.

Proyek- Proyek Visioner

Namun, Saudi bukan hanya berkaca ke masa lalu. Kerajaan ini tengah meluncurkan proyek-proyek raksasa yang akan mengubah wajah pariwisata global.

  • Qiddiya, di pinggiran Riyadh, siap menjadi pusat hiburan dan olahraga kelas dunia. Dari Six Flags Qiddiya, taman hiburan dengan wahana pemecah rekor hingga Aquarabia, taman air terbesar di Saudi, destinasi ini dirancang untuk memacu adrenalin sekaligus menghadirkan tawa keluarga.

  • The Red Sea Project menawarkan kontras: surga pulau-pulau alami yang dirancang dengan prinsip keberlanjutan. Visi di sini bukan sekadar membangun resort mewah, melainkan menciptakan tolok ukur baru untuk pariwisata regeneratif.

  • King Salman Park di jantung Riyadh, yang akan menjadi salah satu taman kota terbesar di dunia, menghadirkan ruang hijau, seni, dan komunitas dalam satu harmoni.

TRENDING:  Nikmati Fasilitas Mewah Kapal ‘Spectrum of the Seas’, Harga Mulai Rp4,5 Juta

Proyek-proyek ini bukan hanya konstruksi megah; mereka adalah narasi tentang bagaimana inovasi dan budaya bisa berjalan beriringan.

Saudi yang Semakin Dekat

Transformasi Saudi juga terasa nyata dalam dunia hospitality. Nama-nama besar seperti Four Seasons, Ritz-Carlton Reserve, hingga Six Senses hadir, membawa standar baru dalam kemewahan, desain, dan layanan. Infrastruktur pun ikut berlari cepat: bandara, kereta cepat, hingga smart city.

Bagi wisatawan Indonesia, akses kini lebih mudah. Pemegang visa Inggris, AS, atau Schengen bisa langsung mengajukan e-visa atau visa on arrival. Bahkan, bagi jamaah umrah, kini terbuka peluang memperpanjang perjalanan, menjelajahi Laut Merah, atau merenungi luasnya gurun sebelum kembali ke tanah air.

TRENDING:  Kapal Pesiar Regent Seven Seas Kini Dilengkapi Internet Berkecepatan Tinggi dari Starlink

 

POPULAR

Share This Articles
Klook.com