Now Reading:

Menikmati Fusion Croissant Prancis-Indonesia di fas.a.fas Ubud

Klook.com

fas.a.fas – Di tengah rimbunnya dedaunan hijau dan atmosfer damai Ubud, tersembunyi sebuah oase kuliner yang tak biasa — fas.a.fas, sebuah French Bakery dan Bistro yang memancarkan pesona rustic nan elegan. Dengan visi tajam Pradhivi Moningka, seorang praktisi komunikasi yang kini jatuh cinta pada dunia kuliner, serta keahlian Chef Sutedjo, seorang maestro pastry yang telah ditempa oleh waktu, fas.a.fas menghadirkan pengalaman makan yang tak sekadar memanjakan lidah, tetapi juga jiwa. Di sini, setiap sudutnya menampilkan harmoni antara tradisi Prancis dan kebaikan bahan-bahan lokal Bali.

Foto: Dok. fas.a.fas

fas.a.fas punya misi yang terdengar sederhana, namun mendalam: membawa yang terbaik dari bakery Prancis dan menu fusion Western-Indonesia ke meja-meja para pelanggannya, sambil menciptakan pengalaman bersantap yang begitu autentik, berlatar alam yang tenang. Filosofi ini meresap ke setiap elemen tempat ini—dari ornamen yang ditata dengan apik, hingga ke aroma hangat yang menyapa setiap pengunjung sejak pertama kali melangkah masuk.

Ajakan untuk Berbagi

Menariknya, nama fas.a.fas sendiri berarti “berhadapan muka,” sebuah ajakan untuk berbagi momen dan menciptakan hubungan personal melalui kelezatan bersama. Di sini, pertemuan kasual atau perayaan momen besar sama-sama memiliki tempat istimewa. Dan fas.a.fas memastikan bahwa setiap pengalaman ini menjadi lebih dari sekadar waktu makan—ini adalah tentang membangun koneksi, seperti wajah yang bertemu dengan wajah.

Medan Quiche (Foto: Dok. fas.a.fas)

Apa yang membuat fas.a.fas begitu istimewa? Mungkin jawabannya ada pada viennoiseries-nya yang menggoda, atau croissant yang lembut dengan lapisan mentega sempurna. Mungkin juga pada pain au chocolat yang begitu kaya, atau brioche yang mengajak untuk dinikmati perlahan sambil menikmati pemandangan Ubud yang damai. Atau bisa jadi, jawabannya ada pada Quiche Medan, sebuah kreasi yang berani memadukan presisi rasa Prancis dengan kehangatan rempah-rempah khas Indonesia—sebuah inovasi yang hanya bisa ditemukan di sini.

Setiap hari, hidangan-hidangan otentik Prancis tersedia bagi mereka yang ingin merasakan kenikmatan. Namun, fas.a.fas selalu punya kejutan dengan kreasi khas yang hanya muncul di hari-hari tertentu, ditemani promosi harian yang membuat pengalaman di sini selalu terasa segar dan penuh kejutan.

Terinspirasi Istana Maimun

Menu kafe fas.a.fas juga tak kalah mengesankan, menghadirkan sarapan, brunch, hingga makan siang dengan sentuhan fusion internasional. Bayangkan duduk santai di teras, dikelilingi alam, sambil menikmati hidangan yang memadukan rasa dari berbagai belahan dunia.

Namun fas.a.fas bukan sekadar tempat makan. Arsitekturnya mengajak kita berpetualang dalam waktu, kembali ke era kolonial Hindia Belanda dan Prancis. Inspirasi desainnya tak lain datang dari Istana Maimun di Medan, sebuah mahakarya yang dibangun oleh Kesultanan Deli pada abad ke-19. Di setiap sudut fas.a.fas, pengaruh ini begitu terasa—dari pilar-pilar megah hingga ornamen kolonial yang menghiasi ruangan. Atmosfer ini memberikan perasaan seakan kita sedang menikmati kenikmatan masa lalu, tetapi dalam suasana yang segar dan modern.

Foto: Dok. fas.a.fas

Di balik desain megah ini terdapat empat pilar utama yang menopang fas.a.fas, baik secara fisik maupun filosofis: Keaslian, Rasa, Kenyamanan, dan Komitmen. Pilar-pilar inilah yang membentuk fondasi bakery ini, menjadikannya salah satu tempat paling unik di Ubud, tempat di mana tradisi dan kenyamanan berjalan beriringan.

Tentu saja, fas.a.fas takkan tercipta tanpa kehadiran orang-orang visioner di belakangnya. Pradhivi Moningka, dengan latar belakangnya sebagai komunikator, kini memfokuskan energi dan kecintaannya pada makanan dan hubungan antarmanusia. Hasilnya? Sebuah bakery yang menjadi tempat pertemuan komunitas, tempat di mana orang-orang datang tak hanya untuk menikmati kue-kue lezat, tetapi juga untuk saling terhubung.

Sementara itu, Chef Sutedjo—atau yang akrab dipanggil Chef Tedjo—menjadi otak di balik kelezatan fas.a.fas. Berbekal pengalaman lebih dari tiga dekade dalam dunia pastry, ia membawa keahliannya dari hotel-hotel mewah dan kapal pesiar internasional ke dapur fas.a.fas. Kreasinya menggabungkan teknik tradisional dengan sentuhan kontemporer, selalu mengutamakan rasa tanpa mengesampingkan sentuhan lokal.

Foto: Dok. fas.a.fas

Selain pengalaman bersantap di tempat, fas.a.fas juga menawarkan berbagai produk ritel yang dibuat langsung di dapur mereka, memastikan kesegaran dan kualitas setiap produk. Mulai dari baguette renyah hingga sourdough yang mengenyangkan, serta quiche dan kue-kue yang memanjakan, semuanya bisa dibawa pulang sebagai oleh-oleh istimewa dari perjalanan kulinermu di Ubud.

Dengan lebih dari 44 pilihan roti dan pastry gourmet, fas.a.fas juga bekerja sama dengan bisnis perhotelan lainnya, menyuplai croissant, sourdough, dan baguette dalam jumlah besar untuk menaikkan standar mereka. Kolaborasi ini memastikan bahwa semangat fas.a.fas terus meluas, tak hanya di Ubud, tetapi juga di tempat-tempat lain.

Buka setiap hari dari jam 7.30 hingga 17:00 pada Senin hingga Kamis, dan hingga jam 18:00 pada akhir pekan, fas.a.fas selalu siap menyambutmu untuk menikmati secuil kelezatan Prancis di tengah suasana Bali. 

POPULAR

Share This Articles
Klook.com