Now Reading:

Saat Waktu Berhenti di Titik Dua Ubud

Klook.com

Titik Dua UbudAda banyak hal yang kini menjadi pertimbangan sebuah akomodasi yang bisa menarik perhatian tamunya. Salah satunya adalah arsitektur dan konsep yang diterapkan, layaknya yang ditawarkan Oleh Titik Dua di Ubud.

Dari semua daftar akomodasi di Ubud yang mengangkat nilai-nilai lokal, Titik Dua boleh dibilang memiliki keunikan tersendiri. Hotel butik rancangan arsitek Andra Matin ini justru menonjolkan kearifan lokal di tengah gaya desain modernnya yang mendominasi.

 

Jembatan Ikonik

Nama Titik Dua di Ubud juga identik dengan jembatan batu bata yang terbentang dari area depan (tempat parkir) hingga memasuki area lobi hotel. Bentuknya sederhana dengan sedikit berbelok dan lantai kayunya yang tersusun rapi, membuat para tamu yang datang ke sini pasti enggan melewatkan kesempatan untuk berfoto.

titik dua ubud

Foto: Yudasmoro Minasiani

Namun di luar semua itu, Titik Dua yang menyertakan slogan ‘hotel creative’ pada namanya, sepertinya ingin memberikan sedikit pengalaman pada tamu-tamunya yang berkunjung. Jembatan ikonik ini seperti ingin membawa tamu dalam sebuah perjalanan simetris yang bisa diartikan dalam banyak hal (bisa jadi membosankan, sederhana atau melelahkan, mengingat jarak jembatan yang cukup panjang terlebih bila sambil menyeret koper).

Waktu Terhenti

Namun begitu memasuki area lobinya, suasana berubah drastis menjadi teduh dan syahdu. Sambutan petugas hotel memberikan kesan lebih personal dan hangat. Titik Dua tidak mengadopsi konsep meja reservasi yang konvensional. Tamu yang datang ditangani langsung oleh petugas khusus layaknya private butler.

Sementara bunyi gemericik air dari kolam di sisi lobi juga memberikan efek menenangkan dengan cahaya temaram yang memberikan nuansa sejuk.

Seolah waktu terhenti begitu saja!

Titik Dua dikelilingi oleh taman tropis yang hijau menyegarkan dengan suasana yang teduh meskipun lokasinya persis di pinggir jalan raya. Area bersantapnya yaitu Ramu Kitchen berada di lantai dasar dekat kolam renang. Tidak luas namun memberikan kesan akrab dan teduh.

titik dua ubud

Foto: Yudasmoro Minasiani

Hidden Gem

Titik Dua sepertinya ingin memberikan pengalaman berbeda pada semua tamunya dengan menerapkan konsep hidden gem terutama pada kamar-kamarnya. Berbeda dengan kamar hotel pada umumnya, pintu kamar di Titik Dua nyaris tak terlihat karena dibuat serupa dengan tembok kamar.

Ciri ini juga diterapkan pada Coca Bar yang lokasinya ada di sisi jembatan ikonik di depan hotel. Coca Bar berada di bali dinding cermin besar dan bila tidak memperhatikan dengan detail, pintu masuk bar bisa terlewat.

 

Begitu juga dengan pintu kamar mandi yang menerapkan handle di posisi lebih rendah dari pintu biasanya. Kemudian di sisi mini bar juga diselipkan sebuah laci vertikal untuk menyimpan barang-barang pribadi.

Ada begitu banyak hal “tersembunyi” yang menarik untuk ditelusuri di hotel artistik ini.

Titik Dua tidak melupakan budaya lokal meskipun arsitekturnya bergaya kontemporer minimalis yang kekinian. Untuk menyesap kopi atau teh, disediakan gelas dan coffee dripper yang terbuat dari kayu karya pengrajin setempat. 

Cobalah mengeksplor hotel ini lebih jauh, maka akan terlihat beberapa canang sari di sudut-sudut hotel sebagai sebuah doa yang selaras dengan ritual adat Bali.

Titik Dua juga sudah meninggalkan penggunaan plastik sekali pakai untuk menjaga keberlanjutan lingkungan sekitarnya. Sebuah langkah yang bijak untuk memenuhi kebutuhan akomodasi saat ini dan masa mendatang.

 

POPULAR

Share This Articles
Klook.com